branchcct.org |
Siapa yang tidak tahu dengan
kisah Romeo dan Juliet, kisah yang begitu romantis dan cukup mengharukan, telah menginspirasi
banyak orang dalam menjalin hubungan yang serius dan penuh kasih sayang serta
setia terhadap pasangannya, yang hanya kematian juwalah yang memisahkannya.
Pada klimaks cerita tersebut
diceritakan bahwa ketika Romeo mendengar Juliet telah meninggal dunia, maka
Romeo pun berniat untuk melakukan bunuh diri karena dia tidak mau ditinggalkan
oleh Juliet. Perbuatan bunuh diri adalah perbuatan yang sangat terkutuk dalam
Islam, dan merupakan dosa yang sangat besar. Pada saat seseorang bunuh diri
maka telah dicabut imannya oleh Tuhan, dan mati dalam keadaan tidak ada iman,
alias mati kafir. Ketika setelah Romeo melakukan bunuh diri di hadapan “mayat”
Juliet, barulah dia menyadari bahwa Juliet hanya berpura-pura mati, tetapi itu
sudah terlambat, racun sudah mulai membunuhnya. Julietpun melakukan bunuh diri
karena dia tidak mau ditinggalkan oleh Romeo.
Romeo dan Julia awalnya merupakan
roman tragik pada zaman kuno. Cerita Romeo, dan Julia dibuat berdasarkan cerita
di Italia, yang diubah menjadi sajak dalam The Tragical History of Romeus and Juliet oleh Arthur Brooke tahun
1562, dan diceritakan kembali dalam bentuk prosa pada Palace
of Pleasure karya William
Painter tahun 1582.
Shakespeare meminjam ide dari keduanya, tetapi lebih mengembangkan karakter
pendukung, terutama Mercutio dan Paris, untuk memperluas jalan cerita. Ditulis antara tahun
1591 hingga 1595, Romeo, dan Julia pertama kali dipentaskan tahun 1597.
Shakespeare menggunakan
struktur dramatik. Efek seperti perubahan antara komedi, dan tragedi menjadi
ketegangan yang memuncak, perluasan karakter kecil, dan penggunaan sub-plot
untuk membubuhi cerita, telah dipuji sebagai salah satu tanda awal bakat
dramatik Shakespeare. Drama ini berasal dari berbagai bentuk puisi, dan
karakter, yang kadang-kadang mengubah jalur pengembangan karakter. Contohnya
Romeo yang semakin mahir dalam menyusun soneta selama
cerita berlangsung.
Romeo dan Julia telah berkali-kali dipentaskan dalam bentuk drama,
film, musikal, dan opera. Selama Restorasi Inggris, drama
ini dihidupkan kembali, dan direvisi oleh William
Davenant. David
Garrick juga mengubah beberapa
bagian, dan adaptasi opera oleh Georg
Benda menghilangkan banyak
aksi, dan menambah akhir yang bahagia. Penampilan pada abad ke-19, seperti
oleh Charlotte
Cushman, menggunakan naskah asli
Romeo, dan Julia, dan lebih fokus pada realisme yang lebih
besar. Pada abad ke-20, Romeo, dan Julia telah diadaptasi kedalam berbagai
versi seperti film Romeo and Juliet tahun
1936.
Di Indonesia sendiri, terjemahan ke dalam bahasa
Indonesianya yang berjudul Romeo, dan Julia dilakukan oleh Trisno
Sumardjo.
Referensi:
Wikipedia.org
No comments :
Post a Comment