pages

Sunday 23 October 2016

Sejarah Singkat “Kebangkitan Nasional” dan Perjuangan Tokohnya

Pada abad xx dipanggung politik Internasional terjadilah pergolakan kebangkitan dunia Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri.

Pada saat itu bangsa dan negara-negara yang berada diwilayah timur mulai bangkit untuk melawan penjajah barat adapun negara-negara tersebut, diantaranya adalah:

A.   Republik Philipina (1898) yang dipelopori Joze Rizal 
B.   Kemenangan Jepang atas Rusia di Tsunia (1905)
C.   Gerakan Sut Yat Sen dengan Republik Cinanya (1911)
D.   Partai Konggres di India dengan tokoh Tilak dan Gandhi.

Adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomonya.

Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.

Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mai 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga segera setelah itu muncullah organisasi-oerganisasi pergerakan lainnya. Organisasi-organisasi pergerakan itu antara lain:

o        Serekat dagang islam (SDI) pada tahun 1909 yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti namanya menjadi Serekat Islam (SI) tahun 1991 di bawah H.O.S Cokroaminoto.

o        Berikutnya muncullah Indische Partij (1913) yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu: Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo, Suwardi Surya ningrat (yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro). Sejak semula partai ini menunjukkan keradikalannya, sehingga tidak dapat berumur panjang karena pemimpinnya dibuang keluar negeri (1913).

o         Dalam situasi yang menggoncangkan itu muncullah Partai Nasional Indonesia (PNI) 1927 yang dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh lainnya. Mulailah kini perjuangan nasional Indonesia dititikberatkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka.

Tujuan itu diekpresikannya  dengan kata-kata yang jelas, kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain: Muh. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbopranoto, serta tokoh-tokoh muda lainnya.

Perjuangan rintisan kesatuan nasional kemudian diikuti dengan sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia.
Lagu Indonesia raya pada saat ini pertama kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.

Kemudian PNI oleh para pengikutnya dibubarkan, dan diganti bentuknya dengan partai Indonesia dengan singkatan Partindo (1933) dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.

Terimakasih telah membaca Sejarah Singkat “Kebangkitan Nasional” dan Perjuangan Tokohnya, mari memahami sejarah sampai keakar-akarnya jangan sampai kita tidak tahu sejarah asal-asul terbentuknya bangsa kita sendiri.


Sumber:
Kaelan,M.S, PENDIDIKAN PANCASILA, PARADIGMA, Yogyakarta, 2004, hlm. 34-35



Wednesday 19 October 2016

Sejarah Singkat “Zaman Penjajahan Jepang” di Indonesia

Setelah Netherland diserbu oleh tentara Nazi Jerman pada tanggal 5 Mei 1940 dan jatuh pada tanggal 10 Mei 1940, maka Ratu Wihelmina dengan segenap aparat pemerintahannya mengugsi ke Inggris, sehingga pemerintahan Belanda masih dapat berkomunikasi dengan pemerintah jajahan di Indonesia.

Janji Belanda tentang Indonesia merdeka di kelak kemudian hari dalam kenyataannya hanya suatu kebohongan belaka sehingga tidak pernah menjadi kenyataan. Bahkan sampai akhir pendudukan pada tanggal 10 Maret 1940, kemerdekaan Indonesia itu tidak pernah terwujud.

Fasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia”. Akan tetapi dalam melawan perang sekutu barat yaitu:

A.   Amerika
B.   Inggris
C.   Rusia
D.   Perancis
E.   Belanda dan negara sekutu lainnya.

Sepertinya Jepang semakin terdesak. Oleh karena itu agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka pemerintah Jepang bersikap bermurah hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia merdeka di kelak kemudian hari.

Pada tanggal 29 April 1945, bersamaan dengan hari ulang tahun kaisar Jepang beliau memberikan hadiah “ulang tahun” kepada bangsa Indonesia yaitu janji kedua pemerintah jepang berupa ‘kemerdekaan tanpa syarat’ janji itu disampaikan kepada bangsa Indonesia seminggu sebelum bangsa Jepang menyerah, dengan Maklumat Gunseikan (pembesar tertinggi sipil dari pemerintah militer Jepang di seluruh Jawa dan Madura), No. 23. Dalam janji kemerdekaan yang kedua tersebut bangsa Indonesia diperkenankan untuk memperjuangkan kemerdekaannya.

Bahkan dianjurkan kepada bangsa Indonesia untuk berani mendirikan negara Indonesia merdeka dihadapan musuh-musuh Jepang yaitu sekutu termasuk kaki tangannya NICA (Nitherlands Indie civil Administration), yang ingin mengembalikan kekuasaan kolonialnya di Indonesia. Bahkan NICA telah melancarkan serangannya di pulau Tarakan dan Morotai.

Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi janji tersebut maka dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritu Zyumbi Tioosakai. Pada hari itu juga diumumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta para anggota sebagai berikut:
Pada waktu itu susunan badan penyelidik itu adalah sebagai berikut:

Ketua (Kaicoo)         : Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda              : Itibangase (seorang anggota luar biasa)
                                    (Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin)
Ketua Muda              : R.P.Soereso (Merangkap kepala)
                                    (Fuku Kaicoo atau Zimukyoku Kucoo)

Enampuluh (60) orang anggota biasa (Iin) bangsa Indonesia (tidak termasuk ketua dan ketua muda) yang kebanyakan berasal dari pulau jawa, tetapi terdapat bebarapa dari Sumatra, Maluku, Sulawesi, dan bebarapa orang peranakan Eropa, Cina, Arab. Seua itu bertempat tinggal diJawa, karena badan Penyelidik itu diadakan oleh Saikoo Sikikan Jawa.




Sumber:
Kaelan,M.S, PENDIDIKAN PANCASILA, PARADIGMA, Yogyakarta, 2004, hlm. 35-36

  


 


Sejarah “Zaman Penjajahan” di Indonesia

Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama Islam dengan pesatnya di Indonesia, bersamaan dengan itu berkembang pulalah kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang Eropa di Nusantara. Mereka itu antara lain orang Portugis kemudian diikuti oleh orang-orang Sepanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.

Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang awalnya berdagang adalah orang-orang bangsa Portugis.

Namun lama kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukkan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh Portugis.

Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan menempuh jalan yang penuh kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri (Belanda), kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C., (verenigde Oost Indische Compagnie), yang dikalangan rakyat dikenal dengan Istilah “Kompeni”

Praktek-praktek VOC mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan sehingga rakyat mulai mengadakan perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun 1929, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P. Coen tewas dalam serangan sultan agung yang kedua itu.

Bebarapa saat setelah sultan Agung mangkat maka mataram menjadi bagian kekuasaan kompeni, bangasa Belanda mulai memainkan peranan politiknya dengan licik di Indonesia.
Di Makasar yang memiliki kedudukan yang sangat vital berhasil juga dikuasai oleh kompeni tahun (1667) dan timbullah perlawanan dari rakyat makasar di bawah Hasanudin.
Menyusul pula wilayah Banten (Sultan Ageng Tirtoyoso) dapat ditundukkan oleh Kompeni pada tahun 1684.

Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di Jawa Timur pada akhir abad ke XVII nampaknya tidak mampu meruntuhkan kekuasaan kompeni pada saat itu.
Demikian pula ajakan Ibnu Iskandar pimpinan armada dari Minangkabau untuk mengadakan perlawanan bersama terhadap kompeni juga tidak mendapat sambutan yang hangat.

Perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah yang terpencar dan tidak memiliki koordinasi tersebut banyak mengalami kegagalan sehingga banyak menimbulkan korban bagi anak-anak bangsa. Demikianlah Belanda pada awalnya menguasai daerah-daerah yang strategis dan kaya akan hasil rempah-rempah pada abad ke XVII dan nampaknya semakin memperkuat kedudukannya dengan didukung oleh kekuatan militer.

Pada abad itu sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha dengan keras untuk memperkuat dan mengintensifkan kekuasaannya di seluruh Indonesia. Mereka ingin membulatkan hegemoninya sampai kepelosok-pelosok nusantara kita.

Melihat praktek-praktek penjajahan Belanda tersebut maka meledaklah perlawanan rakyat diberbagai wilayah nusantara, antara lain

1.    Patimuara di Maluku (1817)
2.    Baharudin di Palembang (1819)
3.    Imam Bonjol di Minangkabau (182-1837)
4.    Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830)
5.    Jlentik, Polim, Teuku Tjik Di Tiro, Teuku Umar dalam perang Aceh (1860)
6.    Anak Agung Made dalam perang Lombok (1894-1895)
7.    Sisingamangaraja di tanah Batak (1900)

Dan masih banyak perlawanan rakyat di berbagai daerah di nusantara.

Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan penindasan dari bangsa Belanda.

Namun sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan persatuan  dia antara mereka dalam perlawanan melawan penjajah, maka perlawanan tersebut senantiasa kandas dan menimbulkan banyak korban.

Penghisapan mulai memuncak ketika Belanda mulai menerapkan sistem monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat yang tidak berdosa.

Penderitaan rakyat semakin menjadi-jadi dan Belanda sudah tidak peduli lagi dengan ratap penderitaan tersebut, bahkan mereka semakin gigih dalam menghisap rakyat untuk memperbanyak kekayaan bangsa Belanda.

Terimakasih telah Sejarah “Zaman Penjajahan” Di Indonesia, jangan pernah lupakan jasa-jasa para pejuang, karena iuran keringat para pejuanlah kita bisa menikmati kehidupan yang tentram dan damai seperti sekarang ini.


Sumber:
Kaelan,M.S, PENDIDIKAN PANCASILA, PARADIGMA, Yogyakarta, 2004, hlm. 32-34






Tuesday 18 October 2016

Sejarah Singkat “Kerajaan Majapahit” Dan Hubungannya Dengan Nilai-Nilai Pancasila

Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasaannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai Nusantara.

Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu (Malaysia sekarang) samapai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.

Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis Negarakertagaman (1365). Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah “Pancasila”. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma, dan didalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang bunyi lengkapnya “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” artinya walaupun berbeda. Namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki tuhan yang berbeda.

Hal ini menunjukkan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu agama Hindu dan Budha. Bahkan salah satu bawahan kekuasaannya yaitu Pasai justru telah memeluk agama Islam. Toleransi positif dalam bidang agama dijunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam.

Sumpah palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri di paseban keprabuan Maja pahit pada tahun 1331, yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh Nusantara raya sebagai berikut “saya baru akan berhenti mekan pelapa, jikalau seluruh Nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan (Yamin, 1960:60)

Hubungan Dengan Negara Lain

Selain itu dalam hubungannya dengan negara lain raja Hayam Wuruk senantiasa mengadakan hubungan bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa dan Kamboja.

Menurut prasasti Brumbung (1329), dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja, hal ini sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem pemerintahan kerajaan Majapahit.

Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17 Agustus  1945. Kemudian disebabkan oleh faktor keadaan dalam negeri sendiri seperti perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad XV, maka sinar kejayaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuahan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada permulaan Abad XVI (1520)

Terimakasih telah membaca Sejarah Singkat “Kerajaan Majapahit” Dan Hubungannya Dengan Nilai-Nilai Pancasila, jangan pernah lupakan sejarah karena sejarah sangat berharga dan tidak ternilai harganya.

Sumber:
Kaelan,M.S, PENDIDIKAN PANCASILA, PARADIGMA, Yogyakarta, 2004, hlm. 31-32



Sunday 16 October 2016

Sejarah Singkat Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan

Setiap bangsa di dunia ini mempunyai sejarahnya masing-masing dan mempunyai tantangan serta masalahnya tersendiri, perkembangan dan kemajuan peradaban manusia telah membuat manusia dan kelompoknya itu terus menghadapi tantangan yang tidak bisa dielakkan.

Tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan kelompok umat manusia dunia ini sangat beragam dan berkelanjutan, hal yang harus dicapai dan menjadi cita-cita setiap bangsa di dunia ini adalah bagaimana caranya agar bangsa, suku, dan rasnya harus hidup makmur dan sejahtera tanpa dihantui oleh rasa takut akan kelaparan dan kemiskinan yang melandai bangsanya tersebut.

Penjajahan Bangsa Barat 

Faktor kesejahtaraan dan kebutuhan yang komplek umat manusia telah mendorong bangsa barat untuk menjajah bangsa lain , seperti bangsa-bangsa yang berada diwilayah asia  timur dan bangsa negroid, bangsa-bangsa barat yang telah memperoleh kemajuan lebih awal dari pada bangsa-bangsa yang berada diwilayah timur telah menyebabkan penjajahan secara brutal dan perampasan kekayaan alam yang berlangsung selama ber-abad-abad lamanya.

Sebelum Lahir Indonesia

Sebelum lahirnya Indonesia, wilayah yang cikal-bakal menjadi wilayah Indonesia tersebut  didiami oleh beberapa suku, ras, budaya yang beragam, wilayah yang terdiri dari ribuan pulau membuat bangsa yang menjadi cikal-bakal bangsa Indonesia tersebut kuwalahan dalam menghadapi penjajahan barat.

Silih berganti panjajah barat datang ke wilayah Indonesia kala itu membuat bangsa Indonesia jenuh dan tersiksa dalam kurun waktu berabad-abad lamanya.

Bangsa-Bangsa Yang Pernah Menjajah Indonesia

A.   Portugis

Bangsa yang pertama menjajah bangsa Indonesia adalah bangsa Portugis yang datang pada tahun 1509, wilayah yang pertama dimasuki oleh Portugis adalah Malaka, penjajahan tersebut dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque,  kemudian Portugis berhasil di mengusai Malaka pada 10 Agustus 151.

Setelah berhasil menguasai Malaka kemudian penjajahan berlanjut ke Madura dan ke ternate, suku-suku yang mendiami wilayah Indonesia kala itu tidak serta merta membiarkan bangsa lain menjajah wilayah mereka, seperti masyarakat yang mendiami wilayah Malaka mereka juga melakukan perlawanan namun karena perlengkapan perang yang kurang memadai dan kalah canggih dengan senjata yang dimiliki oleh penjajah Portugis  maka lama kelamaan malaka juga berhasil dilumpuhkan dan bebarapa daerah lain di wilayah Indonesia juga bernasib sama seperti Malaka.

B.   Sepanyol

Keberhasilan bangsa Portugis dalam melakukan penjajahan  ke wilayah Timur terbilang mulus walaupun ada perlawanan dari penduduk setempat, akan tetapi dapat dikatakan bangsa Portugis telah sukses membuat bangsa barat lainnya kagum dan ingin juga mengikuti jejak bangsa Portugis untuk menjajah bangsa Timur.

Bangsa selajutnya yang datang untuk menjajah wilayah Indonesia adalah bangsa Sepanyol, bangsa spanyol juga ingin mencari peruntungan di wilayah Indonesia kala itu, pada saat kedatangan Sepanyol ke wilayah Indonesia saat itu kedudukan Portugis sudah semakin kuat dan kokoh, hal ini membuat Spanyol tidak leluasa dalam melaksanakan ambisinya  karena sudah banyak daerah yang dikuasai oleh Portugis.

Pada tahun  1527 pertempuran antara Ternate dan Tidore tak bisa diellakkan lagi hal ini semua gara-gara penjajahan barat tersebut, pada saat itu Ternate di bekengi oleh bangsa Portugis sedangkan Tidore dibekengi oleh bangsa Spanyol.

Dari persaingan kedua kubu penjajah tersebut telah menelan banyak kerugian yang tak terhingga, yang akhirnya mereka menyadari akan hal tersebut dan berujung pada perundingan kedua belah pihak. Dari perundingan tersebut menghasilkan kesepakatan dari pihak Sepanyol dan Portugis bahwa Maluku berada dalam pengaruh Portugis dan Spanyol memusatkan kekuasaannya di daerah Filipina.

C.   Belanda

Pada tahun 1602 adalah awal penjajah baru datang ke Indonesia yaitu bangsa Belanda, kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia merupakan pertanda bahwa berakhirnya penjajahan bangsa Portugis, penjajah Belanda yang dipimpin oleh Cornelius de Houtman masuk ke wilayah Indonesia melalui Banten.

Trik pertama yang dilancarkan oleh Belanda adalah dengan tujuan mencari rempah-rempah dan perdagangan.

Dalam melancarkan aksinya Belanda mendirikan lembaga VOC dan pada tahun 1800 VOC dibubarkan karena pada saat itu mengalami kekalahan dengan bangsa Prancis, setelah VOC dibubarkan tidak serta merta Belanda meninggalkan Indonesia, penjajahan tetap dilanjutkan terhadap bangsa Indonesia dengan cara menyuruh bangsa Indonesia menanam rempah-rempah kemudian hasil dari usaha tanam paksa tersebut dijual kepada pihak Belanda dengan harga yang telah ditetapkan oleh mereka, Belanda adalah penjajah dari bangsa barat yang paling lama menjajah Indonesia penjajahan yang dilakukan kurang lebih selama 3,5 abad.

D.   Jepang

Jepang adalah penjajah terakhir yang menjajah bangsa Indonesia, setelah Belanda yang telah berabad-berabad lamanya menjajah Indonesia kemudian penjajahan dilanjutkan oleh bangsa Jepang, bangsa Jepang adalah sebuah bangsa yang terbilang sangat maju di daerah wilayah Timur.

kedatangan Jepang ke wilayah Indonesia pada tahun 1942 merupakan harapan baru bagi rakyat Indonesia kala itu,karena penjajah Belanda menyerah tanpa syarat kepada pihak Jepang dan Belanda meninggalkan Indonesia, harapan manis bangsa  Indonesia kemudian berubah menjadi kenyataan yang lebih buruk dari sebelumnya, ternyata Jepang juga menjajah Indonesia dan penjajahan yang dilakukan oleh Jepang lebih buruk dan kejam dari penjajah Belanda. 

Inilah bangsa-bangsa yang pernah menjajah bangsa Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.

  

Thursday 13 October 2016

Sejarah Perkembangan dan Kajian Tentang Filsafat

nordenergo.org

Salah satu kajian  yang sangat di gemari dan telah berkembang secara pesat pada zaman sekarang adalah salah satu nya kajian tentang Filsafat.


Sama halnya dengan proses perkembangan kehidupan manusia, perkembangan filsafat juga mempunyai proses perkembangan yang cukup lama.

Filsafat yang telah berkembang melalui proses periodesasi yang panjang serta banyak aliran dan zaman yang telah dilalui sangat mempengaruhi perkembangannya yang masing-masing tersebut dapat dikelompokkan kedalam beberapa aliran dan zaman seperti:

a.    zaman kuno.
b.    zaman abad pertengahan.
c.    zaman modern.
d.    masa kini.

Begitu juga dengan Paham atau Aliran yang telah  muncul dan mempengaruhi terhadap pemikiran filsafat seperti:

a.    Positivisme
b.    Marxisme
c.    Eksistensialisme
d.    Fenomenologi
e.    Pragmatisme
f.     Neo­Kantianianisme  
g.    Neo-tomisme.

Adapun penggolongan filsafat Cina menurut masa dan periodisasi adalah:

a.    Zaman kuno,
b.    Zaman pembauran,
c.    Zaman Neo-Konfusionisme,
d.    Zaman modern.

Hal yang pokok dalam filsafat Cina adalah berkenaan dengan perikemanusiaan.

Selain perkembangan filsafat di Cina, di India juga berkembang filsafat dengan penggolongan serta periodesasi masing-masing seperti:

a.    Weda
b.    Wiracarita
c.    Sutra-sutra
d.    Skolastik

Didalam islam juga dikenal dengan yang namanya filsafat,  Adapun pada Filsafat Islam hanya ada dua periode yaitu:

a.    Periode Muta-kallimin
b.    Periode filsafat Islam

Dalam konteks perkembangan sejarah ilmu pengetahuan,  pembahasan mengacu dan merujuk ke pemikiran filsafat di Barat.

Dalam sejarah peradaban manusia, filsafat Yunani telah berpengaruh besar terhadap pola pikir manusia yang dulunya manusia sangat dipengaruhi oleh hal mistis serta kepercayaan terhadap mitos untuk menjawab sebuah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan  fenomena alam seperti hujan, gempa bumi dan kejadian alam lainnya.

Sejak manusia telah mengandalkan pola pikir  yang rasional maka kajian-kajian serta penelitian terhadap fenomena alam terus berkembang sehingga kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan terus maju.

Implikasi dari pengembangan ilmu pengetahuan tersebut telah berhasil mengubah dunia dengan berbagai kemajuan tekhnologi yang dihasilkan dari berbagai penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut.

Zaman Modern (Abad 18-19 M)

Pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas perkembangan pemikiran filsafat pengetahuan memperlihatkan aliran-aliran besar seperti:

a.    Rasionalisme
b.    Empirisme
c.    Idealisme

Dibandingkan dengan filsafat abad 17 dan abad18, filsafat abad 19 dan abad 20 banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam filsafat antara lain: Positivisme, Marxisme, Eksistensialisme, Pragmatisme, Neokantianisme, Neo-tomisme, Fenomenologi.

berkaitan dengan filosofi penelitian Ilmu Sosial, aliran yang tidak bisa dilewatkan adalah Positivisme yang digagas oleh filsuf A. Comte (1798-1857). Menurut Comte pemikiran manusia dapat dibagi kedalam tiga tahap, yaitu

1.    Teologis.
2.    Metafisis
3.    Positif-ilmiah

Pada masa (modern) ini pengetahuan hanya mungkin dengan menerapkan metode-metode positif ilmiah, artinya setiap pemikiran hanya benar secara ilmiah bilamana dapat diuji dan dibuktikan dengan pengukuran-pengukuran yang jelas dan pasti sebagaimana berat, luas dan isi suatu benda. Dengan demikian Comte menolak spekulasi “metafisik”, dan oleh karena itu ilmu sosial yang digagas olehnya ketika itu dinamakan “Fisika Sosial” sebelum dikenal sekarang sebagai “Sosiologi”. Bisa dipahami, karena pada masa itu ilmu-ilmu alam (Natural sciences) sudah lebih “mantap” dan “mapan”, sehingga banyak pendekatan dan metode-metode ilmu-ilmu alam yang diambil-oper oleh ilmu-ilmu sosial (Social sciences) yang berkembang sesudahnya.

Pada periode terkini (kontemporer) setelah aliran-aliran sebagaimana disebut di atas munculah aliran-aliran filsafat, misalnya : “Strukturalisme” dan “Postmodernisme”. Strukturalisme dengan tokoh-tokohnya misalnya Cl. Lévi-Strauss, J. Lacan dan M. Faoucault. Tokoh-tokoh Postmodernisme antara lain. J. Habermas, J. Derida. Kini oleh para epistemolog (ataupun dari kalangan sosiologi pengetahuan) dalam perkembangannya kemudian, struktur ilmu pengetahuan semakin lebih sistematik dan lebih lengkap (dilengkapi dengan, teori, logika dan metode sain), sebagaimana yang dikemukakan oleh Walter L.Wallace dalam bukunya The Logic of Science in Sociology. Dari struktur ilmu tersebut tidak lain hendak dikatakan bahwa kegiatan keilmuan/ilmiah itu tidak lain adalah penelitian (search dan research).

Pada periode ini juga muuncul aliran “Pragmatisme”. Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Tokohnya William James (1842-1910) lahir di New York, memperkenalkan ide-idenya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi, fisiologi dan filsafat.

Selain itu juga muncullah filsafat analitis. Tokoh aliran ini adalah Ludwig Josef Johan Wittgenstein (1889-1951). Ilmu yang ditekuninya adalah ilmu penerbangan yang memerlukan studi dasar matematika yang mendalam. Filsafat analitis ini berpengaruh di Inggris dan Amerika sejak tahun 1950. Filsafat ini membahas mengenai analisis bahasa dan anlisis konsep-konsep.



Sumber:
mampemaisztre.blogspot.co.id
suarakritingfree.blogspot.com

  

Wednesday 12 October 2016

Sejarah Perkemabangan Ilmu Pertanian di Dunia


Kemajuan dibidang Pertanian tidak terlepas dari perkembangan kehidupan manusia, manusia dan pertanian memang tidak bisa dipisahkan, karna kebutuhan akan makanan telah membuat manusia terus-menerus untuk bertani dan bercocok tanam serta harus memperoleh hasil dari pertanian yang diupayakan.

Seiring perkembangan zaman, serta kemajuan peradaban manusia juga telah ikut serta membawa pengaruh besar terhadap sektor pertanian, bidang pertanian ini merupakan hal yang pokok dalam kehidupan manusia karna untuk bisa bertahan hidup perlu makanan yang harus terpenuhi setiap harinya, oleh karena itu, bidang pertanian ini merupakan faktor penting untuk terus di  kembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin komplek serta berkelanjutan.

Sejarah Singkat Pertanian

Pertanian selalu mengiringi perkembangan manusia, kalau kita menulusuri tentang sejarah pertanian dan pembudidayaan tumbuhan  maka sama halnya dengan kita menulusuri tentang sejarah manusia itu sendiri.

Namun hal yang tidak bisa dinafikan bahwa perkembangannya yang panjang telah membuat bidang pertanian semakin maju dan modern dalam hal pengolahan dan pembudidayaannya.

Berabagai tiori dan hipotesis-hipotesis  telah mengemuka bagaimana mausia berpindah dari kebiasaan berburu ke budaya bercocok tanam.

Fase- Fase Perkembangan Pertanian

Pertanian Kuno (Purba) :

a.    mengambil hasil pertanian tanpa menanam

b.    menanam di lahan sempit secara sederhana

c.    pertanian ladang berpindah (shifting cultivation)

d.    berpindah tempat baru jika hasil tanaman sudah turun

e.    kembali ke tempat semula setelah 7-10 putaran

f.     teknologi masih sederhana

g.    hasil untuk keluarga (subsisten)


Pertanian Tradisional :

a.    pertanian dengan sistem menetap

b.    pengolahan tanah dengan tenaga manusia/hewan.

c.    bibit menggunakan jenis lokal.

d.    pemupukan dengan pupuk organik.

e.    pengairan sistem tadah hujan.

f.     pengendalian hama penyakit secara manual.

g.    Umur tanaman lama (± 6 bulan)

h.    Bibit lokal rentan serangan hama/penyakit

Pertanian Modern (Revolusi Hijau) :


b.    bibit unggul hasil persilangan buatan.

c.    penggunaan pupuk an organik (buatan pabrik)

d.    tanah sawah kekurangan bahan organik.

e.    pencemaran tanah, air dan udara.

f.     pengairan sistem irigasi.

g.    pengendalian hama/ penyakit secara rutin pakai pestisida buatan.

h.    penggunaan hormon tumbuh.

i.      ledakan hama sekunder.

j.      polusi pestisida ke tanah dan air

Pertanian Sehat (Sustainable Agriculture):

a.    menggunakan prinsip-prinsip ekologis.

b.    penurunan penggunan pupuk buatan dan memberikan pupuk organik.

c.    penggunaan pestisida organik.

d.    pengendalian HPT secara terpadu (IPM)

Hipotesis dan Teori

Hipotesis Oasis

Pada tahun 1908 Raphael Pumpelly mengemukakan Hipotesis Oasis yang kemudian di populerkan oleh Vere Gordon Childe yang merangkum Hipotesis tersebut ke dalam buku Man Makes Himself. Hipotesis ini menyatakan bahwa ketika iklim menjadi lebih kering, kelompok populasi manusia mengerucut ke oasis dan sumber air lainnya bersama dengan hewan lainnya. Domestikasi hewan berlangsung bersamaan dengan penanaman benih tanaman.

Hipotesis Lereng Berbukit (Hilly Flanks)

Pada tahun 1948 Robert Braidwood mengemukakan Hipotesis Lereng Berbukit (hilly Flanks) yang memperkirakan bahwa pertanian dimulai di Lereng Berbukit pengunungan Taurus dan Zagros, yang berkembang dari aktivitas pengumpulan biji-bijian dikawasan tersebut.

Hipotesis Perjamuan

Brian Hayden mengemukakan Hipotesis Perjamuan yang memperkirakan bahwa pertanian digerakkan oleh keinginan untuk berkuasa dan dibutuhkan sebuah perjamuan besar untuk menarik perhatian dan rasa hormat dari komunitas. Hal ini membutuhkan sejumlah besar makanan.

Teori Demografik

Pada tahun 1952 Carl Sauer mengusulkan Teori Demografik, kemudian diadaptasikan oleh Lewis Binford dan Kent Flannery. Mereka menjelaskan bahwa peningkatan populasi akan semakin mendekati kapasitas penyediaan oleh lingkungan sehingga akan membutuhkan makanan lebih banyak dari yang bisa dikumpulkan. Berbagai faktor sosial dan ekonomi juga mendorong keinginan untuk mendapatkan makanan lebih banyak.

 Hipotesis Evolusioner

David Rindos mengusulkan Hipotesis Evolusioner yang mengatakan bahwa pertanian merupakan adaptasi evolusi bersama antara tumbuhan dan manusia. Diawali dengan perlindungan terhadap spesies liar, manusia lalu menginovasikan praktik budi daya berdasarkan lokasi sehingga domestikasi terjadi.

Perkembangan Pertanian

Para ahli prasejarah saat ini telah sepakat bahwa praktik pertanian pertama kali berawal di daerah “bulan sabit yang subur” di Mesopotamia sekitar 8000 SM. Pada waktu itu daerah ini masih lebih hijau daripada keadaan sekarang.

Berdasarkan suatu kajian, 32 dari 56 spesies biji-bijian budidaya berasal dari daerah ini. Daerah ini juga menjadi satu dari pusat keanekaragaman tanaman budidaya (center of origin).

Menurut Nikolai Vavilov. Jenis-jenis tanaman yang pertama kali dibudidayakan di sini adalah:

a.    Gandum, jelai (barley)

b.    Buncis (pea)

c.    Kacang Arab (chickphea), dan

d.    Flax (Linum Usitatissimum).

Jenis tumbuh-tumbuhan tersebut di tanam sesuai dengan iklim dan suhu daerah tersebut, tidak mungkin suatu daerah bisa ditami semua tanaman.

Di daerah lain yang berjauahan lokasinya dikembangkan jenis tanaman lain sesuai keadaan topografi dan Iklim, di Tiongkok, padi (Oryza sativa) dan jewawut (dalam pengertian umum sebagai padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7500 SM dan diikuti dengan kedelai, kacang hijau, dan kacang azuki. Padi (Oryza glaberrima) dan sorgum dikembangkan di  daerah Sahel, Afrika 5000 SM.

Tanaman lokal yang berbeda mungkin telah dibudidayakan juga secara tersendiri di Afrika Barat, Ethiopia, dan Papua. Tiga daerah yang terpisah di Amerika (yaitu Amerika Tengah, daerah Peru-Bolivia, dan hulu Amazon) secara terpisah mulai membudidayakanjagung, labu, kentang, dan bunga matahari.

Kondisi tropika di Afrika dan Asia Tropik, termasuk Indonesia, cenderung mengembangkan masyarakat yang tetap mempertahankan perburuan dan peramuan karena relatif mudahnya memperoleh bahan pangan.

Migrasi masyarakat Austronesia yang telah mengenal pertanian ke wilayah kepulauan Indonesia membawa serta teknologi budi daya padi sawah serta perladangan.



Sumber:
scribd.com
Wikipedia.org