pages

Wednesday, 14 September 2016

Kisah Umar Bin Khattab Yang Terguncang Jiwanya Karena Mendengar Ayat Suci Al-Qur’an


Sumber: salafiyunpad.files.wordpress.com
Sosok yang sangat sederhana, bahkan seorang yahudi yang bertemu dengannya tidak percaya bahwa dia seorang Khalifah hal tersebut karena siyahudi melihat dari penampilannya Umar kala itu, Umar Bin khattab adalah seorang pemimpin yang paling keras dan tegas dalam menegakan agama Islam.
Sayyidina Umar berkata: bagaimana seorang pemimpin memahami nasib rakyatnya  jika pemimpin itu belum merasakannya sendiri. Itulah Sayyidina Umar, seorang pemimpin yang berjiwa besar, yang mengambil urusan dunia seperlunya dan sangat mengutamakan urusan akhirat, seorang pemimpin yang paling depan yang paling depan di medan perang , seorang Imam yang paling berani dan kuat tetapi sangat mudah meneteskan air mata kala mendengar ayat suci Al-Qur’an.

Amirul mukminin Umar bin Khattab adalah seorang yang sangat rendah hati dan sederhana, namun ketegasannya dalam permasalahan agama adalah ciri khas yang kental melekat padanya. Ia suka menambal bajunya dengan kulit, dan terkadang membawa ember di pundaknya, akan tetapi sama sekali tak menghilangkan ketinggian wibawanya. Kendaraannya adalah keledai tak berpelana, hingga membuat heran pastur Jerusalem saat berjumpa dengannya. Umar jarang tertawa dan bercanda, di cincinnya terdapat tulisan “Cukuplah kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar.”

Sebelum dan Sesudah Memeluk Islam

Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah. Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam (Jahiliyyah), Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali, meskipun belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.

Ketika Nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar Bin Khattab bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan mengatakan bahwa kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. 

Sayyidina Umar juga dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW.

Pada puncak kebenciannya terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW, Umar memutuskan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad SAW, namun saat dalam perjalanannya ia bertemu dengan salah seorang pengikut Nabi Muhammad SAW bernama Nu'aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara perempuan Umar telah memeluk Islam, ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW  yang ingin dibunuhnya saat itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk menghukum adiknya,

Diriwayatkan bahwa Sayyidina Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca Al Qur'an surat Thoha ayat 1-8, ia semakin marah akan hal tersebut dan memukul saudarinya. Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa yang ia baca tersebut, beberapa waktu setelah kejadian itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu saja hal yang selama ini selalu membelanyani membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal paling keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad SAW kemudian memeluk ajaran yang sangat dibencinya tersebut,

 Akibatnya Sayyidina Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.

Dari Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.” (HR. Tirmidzi dalam al-Manaqib, hadits no. 3791)




Sumber :
Wikipedia.org






No comments :

Post a Comment