pages

Wednesday, 31 August 2016

Sejarah Penaklukan Konstatinopel dan Kejayaan Islam Pada Masa Muhammad Al-Fatih

sumber: wikipedia.org
Siapa yang tidak kenal dengan kota Konstantinopel atau juga dikenal dengan nama Byzantium, kota ini didirikan sekitar tahun 671-662 SM  oleh Kaisar Romawi Konstantinus I. Konstantinopel merupakan  kota yang paling besar dan termakmur serta  termasyur di zaman nya, banyak sekali kerajaan dari berbagai bangsa kala itu yang mencoba menguasai kota tersebut, pada tahun 1204 M, berhasil direbut oleh tentara Latin Perang Salib Keempat ,namun berhasil dipulihkan  pada tahun 1261 oleh Kaisar Bizantium Michael VIII Palaiologos, ketika itu Konstantinopel bertambah kokoh dan nyaris tak tertandingi lagi kekuatannya sampai lahirlah Sultan sang Penakluk dari Kesultanan Utsmaniyah yang berhasil menguasai Konstantinopel.

Sultan Sang Penakluk Konstatinopel adalah Sultan Mehmed II atau yang lebih populer dengan nama Muhammad Al-fatih,  Al-fatih yang berarti “Sang Penakluk”  mempunyai kepakaran dibidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Beliau merupakan Sultan yang ke-7 dari  Kesultanan Utsmaniyah.

Muhammad Al-Fatih lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne,Ibu Kota pemerintahan  Utsmaniyah. Ia merupakan anak dari Sultan Murad II (1404-51) dan Valide Sultan huma Hatun. Sultan Murad II. Beliau mendapatkan pendidikan yang sangat bagus dimasa nya, Banyak guru yang mendidiknya, namun yang paling dekat dengannya adalah Syaikh Aaq Syamsuddin.

Penguasaan konstatinopel memang telah dikabarkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW  pada masa perang khandaq. Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)

Pada saat MuhammadAl-fatih berusia 11 tahun, sebelum ditetapkan sebagai Sultan  ia dikirim ke kota Amasya untuk belajar dan mencari pengalaman sebagaimana kebisaan-kebiasaan dalam Kekhalifahan Utsmaniyah kala itu sebelum menjadi Sultan, ketika ia genap berumur 12 tahun ia diangkat menjadi Sultan untuk menggantikan ayahnya yang telah mengundurkan diri.

Kepakaran Muhammad Al-fatih dibidang ketentaraan dan disiplin Ilmu lainnya memang telah menjadi bekal ketika ia menjadi Sultan, penaklukan konstatinopel memang telah menjadi agenda utama Muhammad Al-fatih semenjak ia diangkat menjadi Sultan, sebelum beliau diangkat menjadi Sultan, beliau telah terlebih dahulu meninjau dan mengkaji usaha-usaha yang pernah dilakukan oleh para pemimpin Islam sebelumnya termasuk usaha ayahnya Sultan Murad II dan Sultan sebelumnya untuk menaklukan  kota Byzantium atau Konstatinopel. Karna telah banyak usaha dan upaya yang dilakukan oleh pemimpin Islam sebelumnya dari masa ke masa untuk menaklukan kota termasyur di dunia tersebut, namun selalu berujung gagal. Adapun usaha yang pernah dilancarkan untuk menakluk kota Konstatinopel diantara nya adalah pada zaman sebagai berikut:

§  zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu ‘Anhu, ini merupakan usaha pertama yang dilancarkan pada tahun 44 H.  Akan tetapi, usaha itu gagal.
§  zaman Khilafah Umayyah. di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan.
§  zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan Kostantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.

Usaha demi usaha terus dilakukan oleh pemimpin Islam untuk menaklukkan kota Konstantinopel kala itu, namun titik terangnya bermula awal kurun ke-8 Hijriyah. Daulah Utsmaniyah bekerja sama dengan Seljuk. Hal tersebut membuat harapan baru terhadap barisan umat Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibuat di zaman Sulthan Yildirim Bayazid saat dia mengepung bandar itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinopel secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.

Usaha selanjutnya diteruskan oleh Sultan Murad II, usaha yang dilancarkan oleh Sultan Murad II hampir berhasil untuk menaklukkan Konstantinopel namun gagal seketika,karena adanya pengkhianatan di pihak Sultan Murad II kala itu,  hal tersebut disebabkan karena kaisar Byzantium (konstantinopel) manabur  fitnah yang membuat melemahnya barisan pejuang  kala itu.

Penaklukan Konstatinopel berhasil dilakukan oleh Muhammad Al-fatih melalui proses dan strategi yang sangat matang, perjuangan penaklukan Konstatinopel tidaklah mudah seperti yang dibayangkan, akan tetapi butuh pengorbanan dan waktu yang tidak sedikit untuk menguasai kota yang telah berdiri salama 11 abad itu, penyerangan kota Konstatinopel berlangsung  dari 06/04/1453 M, sampai pada akhirnya  penaklukan konstatinopel berhasil dilakukan pada tanggal,  29/05/1453 M.

Keberhasilan sang Sultan tidak terlepas dari ketinggian pribadinya dan kesungguhan serta  semangat juang para tentaranya, keberhasilan sang Sultan dalam menakluk Konstatinopel telah membuat banyak kalangan kagum pada nya, karna keberhasilan sang Sultan itu diluar dugaan dan sesuatu hal yang mustahil dilakukan, bahkan banyak kalangan menilai strategi dan taktik yang dibuat oleh Sultan melampaui masanya kala itu.

walaupun penaklukan Konstatinopel suatu hal yang mustahil dilakukan, namun takdir dan fakta berkata lain, akhir nya Konstatinopel berhasil ditakluk. Sultan Muhammad Al-fatih mengganti nama ”Konstatinopel”  menjadi ” Islambol” yang mempunyai makna “Islam keseluruhan nya” kemudian Mustafa Kemal Ataturk mengganti Islambol menjadi Istanbul.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Mehmed_II

No comments :

Post a Comment