pages

Sunday 28 August 2016

Kejayaan Masa Pemerintahan Soeharto

sumber: Https://id.wikipedia.org

Seorang Jendral  yang menjadi Presiden terlama dalam sejarah negara Indonesia adalah Soeharto, Presiden kedua Indonesia ini bernama  lengkap Muhammad Soeharto lahir  pada tanggal 8 Juni 1921 di Bantul, Yogyakarta. Soeharto adalah anak ke tiga dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah.

Di dunia internasional sang Jenderal lebih populer dengan sebutan “The Smiling General”(sang Jendral yang tersenyum). Awal kepemimpinan Soeharto ditandai dengan adanya konsep Orde Lama dan Orde Baru. Orde Lama adalah sebutan bagi kepemimpinan Presiden Soekarno sedang  Orde Baru adalah sebutan untuk masa kepemimpinan dirinya.

Di bidang keluar negerian Soeharto sangat berseberangan dengan Soekarno. Jika diera Soekarno Indonesia keluar dari PBB karena Soekarno menganggap PBB hanya alat negara adidaya untuk lebih menjajah negara lemah maka di era Soeharto justru Indonesia masuk lagi menjadi anggota PBB. Selain itu Soekarno dikenal sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa sehingga Soekarno tidak mau jika ada negara lain yang menyumbang Indonesia tapi ujung-ujungnya malah mendikte pemerintah Indonesia namun berbeda dengan Soeharto. Diera Soeharto Indonesia justru meminjam dana dari IMF dan dari negara maju lainnya sehingga ada istilah negara donor.

Program Rezim Soeharto diarahkan lebih ke ekonomi yaitu bagaimana menyelamatkan inflasi yang sangat tinggi. Langkah yang diambil Soeharto adalah dengan meminjam dana dari luar negeri dan dari IMF. Selain itu Soeharto juga menarik investor asing. Dari langkah ini inflasi yang begitu tinggi berhasil dikendalikan dan stabilitas ekonomi akhirnya tercapai.

Setelah stabilitas keamanan dan ekonomi tercapai program Soeharto selanjutnya adalah melakukan pembangunan nasional yang dirancang melalui pembangunan jangka pendek yang berkisar lima tahun dan pembangunan jangka panjang yang berkisar 25 sampai 30 tahun.

Di bidang pangan Soeharto terbukti sukses mengantar Indonesia untuk ber swasembada pangan. Dari negara yang selalu mengimpor beras menjadi negara yang bisa mencukupi kebutuhan pangannya sendiri atau dikenal dengan istilah swasembada pangan. Selain itu Soeharto juga sukses dalam program Keluarga Berencana atau KB dimana dalam satu keluarga disarankan hanya memiliki dua anak saja.(lihat: http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.co.id/)

Roma, Italia, 14 November 1985. Musim dingin yang membekap Kota Roma ketika itu turut menggigit tubuh setiap peserta Konfrensi ke-23 Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Tidak kurang dari 165 negara anggota mengirimkan wakilnya ke perhelatan yang membetot perhatian mata dunia terhadap Indonesia kala itu. Presiden Soeharto yang sukses mengantarkan Indonesia dari pengimpor beras terbesar di dunia menjadi swasembada didapuk maju ke podium untuk memberikan pidatonya. Dia menyerahkan bantuan satu juta ton padi kering (gabah) dari para petani untuk diberikan kepada rakyat Afrika yang mengalami kelaparan.

“Jika pembangunan di bidang pangan ini dinilai berhasil, itu merupakan kerja raksasa dari seluruh bangsa Indonesia,” kata Presiden Soeharto dalam pidatonya. Karena itu, FAO mengganjar keberhasilan itu dengan penghargaan khusus berbentuk medali emas pada 21 Juli 1986. Prestasi Soeharto di bidang pertanian memang fantastik atau dahsyat. Indonesia mengecap swasembada besar mulai 1984. Produksi besar pada tahun itu mencapai 25,8 juta ton. Padahal, data 1969 beras yang dihasilkan Indonesia hanya 12,2 juta ton. Hasil itu memaksa Indonesia mengimpor beras minimal 2 juta ton.

Sebab itu, pada 10 Maret 1988, Soeharto kembali terpilih sebagai presiden oleh MPR yang kelima kalinya. Posisi wakil Presiden diserahkan kepada Sudharmono. Sekali lagi, mata dunia tertuju lagi kepada seorang Soeharto. Karena sukses dalam pelaksanaan program kependudukan dan keluarga berencana, Presiden Soeharto mendapat piagam penghargaan perorangan di Markas Besar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York pada 8 Juni 1989. “Kenaikan produksi pangan tidak banyak berarti jika pertambahan jumlah penduduk tidak terkendali,” tandas Soeharto.

Dia dianugerahi UN Population Award, penghargaan tertinggi PBB di bidang kependudukan. Penghargaan itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB, Javier de Cueller di Markas Besar PBB, New York bertepatan dengan ulang tahun Soeharto yang ke-68 pada 8 Juni 1989. Soeharto makin dilirik ketika berhasil menegakkan harkat bangsa Indonesia di latar ekonomi Asia. Di ASEAN, dia dianggap berjasa ikut mengembangkan organisasi regional ini sehingga diperhitungkan di dunia. “Tanpa kebaikan dan kehadiran Soeharto, kami akan menghabiskan banyak jatah produk domestic bruto di bidang pertahanan,” ujar Perdana Menteri Australia Paul Keating ketika itu. Paul Keating menyebut Soeharto sebagai “ayah”.(lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto)

Selain seorang Jendral berbintang empat, Soeharto juga populer dengan sebutan bapak  Pembangunan, pembangunan  memang menjadi proyek yang mewarnai hari-hari pemerintahan Soeharto. Nama kabinetnya adalah Kabinet Pembangunan, hingga 7 generasi dan Soeharto dinyatakan lengser. Ia juga mendapatkan gelar Bapak Pembangunan meski hal ini juga sempat menuai kontroversi.
Konsep Trilogi Pembangunan yang diusung Soeharto memang membawa bangsa ini pada kejayaan berkali-kali. Di bawah Soeharto, Indonesia inflasi bisa ditekan dari dari 650% hingga menjadi 12% saja. Pembangunan waduk-waduk dan banyak proyek besar bisa terlaksana. Intinya, pembangunan besar dan kecil pada masa-masa itu terasa lebih nyata.(lihat: http://efekgila.com/7-kelebihan-soeharto-presiden-enak-zamanku/)
Awal 1980, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dari tahun 1971 hingga 1981, tingkat pertumbuhan tahunan Produksi Domestik Bruto (PDB) berkisar di angka 7,7% dan tidak pernah berada di bawah angka 5%. Hal ini tidak bisa lepas dari kondisi pendapatan minyak, yang tetap tinggi hingga tahun 1982, terutama dipicu dengan perang Irak-Iran 1979. Bahkan pada tahun 1981, Indonesia adalah penghasil gas alam cair terbanyak di dunia. Kalau pada tahun 1974 tingkat inflasi tahunan mencapai 41%, pada tahun-tahun selanjutnya dalam decade tersebut tingkat inflasi hanya berkisar antara 10 sampai 20%.
Terlepas dari sisi gelap nya masa pemerintahan Soeharto tapi harus diakui juga sisi kejayaan pada masa jabatan nya sebagai Presiden,  Pada masa Orde Baru antara tahun 1975-1990 merupakan, bisa disebut dengan masa keemasan Presiden Soeharto. Kemajuan-kemajuan segnifikan dari bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi patut di apresiasi. Serta Program Keluarga Berencana yang merupakan program tersukses pada waktu itu. Investasi besar-besaran pun ditanam. Sehingga menghasilkan swasembada beras dan bahan pangan lainnya. Kalaupun dibandingkan dengan zaman colonial Belanda dan Orde Lama, rezim sukses memperbaiki, mengekploitasi dan mengembangkan Indonesia.(lihat: http://pipadangkal.blogspot.co.id/)


No comments :

Post a Comment