Islam dan Aceh memang
tidak bisa dipisahkan Menurut B.J.
Boland bahwa seorang Aceh adalah seorang
Islam, sejarah telah membuktikan bahwa kerajaan Islam pertama di Nusantara bahkan
di Asia Tenggara berada di Aceh yaitu Kerajaan
Islam yang berada di Perlak, Aceh Timur, yang berdiri pada abad ke-9
Masehi.
Namun seiring berjalannya waktu dari penemuan-penemuan naskah kuno dan bukti-bukti lain nya yang terkait dengan keberadaan Islam
di Aceh terus berkembang, hal ini sangatlah wajar terjadi karena waktu yang sudah lampau sangat
susah untuk diteliti dan butuh proses yang panjang untuk mendapatkan
keakuratannya.
Seperti yang dikutip dari Serambi Indonesia 26 Oktober 2015. “Dalam buku yang berjudul “Awal
Masuknya Islam ke Aceh, Analisis Arkeologi dan Sumbangannya pada Nusantara”
ternyata Islam pertama kali berkembang di kampung Pande, Banda Aceh. Buku ini
ditulis Arkeolog Dr Husaini Ibrahim MA.
Dalam intisari buku yang dibedah di lantai tiga Aula FKIP Unsyiah Banda Aceh, Senin
(26/10/2015) Arkeolog menganalisis nisan-nisan kuno yang ada di tiga lokasi
itu. Ternyata nisan di kampung Pande berusia lebih tua disbanding nisan yang di
Perlak dan Samudra Pasai”(lihat, http://aceh .tribunnews.com/2015)
Hal ini tidak menutup kemungkinan kedepannya akan mendapat
informasi-informasi terbaru tentang awal
mula keberadaan Islam di Aceh, akan tetapi kita selalu berpegang pada data-data
dan informasi yang sudah ada dan bukti-bukti yang akurat lainnya.
A. Hasjmy menyebutkan dari keterengan Ilyas Ismail (Imam
Masjid Besar Manila, asal Aceh) dalam suaratnya kepada beliau, Islam sudah
masuk ke Aceh dalam masa Khalifah Usman bin Affan, yaitu dalam abad pertama
Hijriah, keterangan Ilyas Ismail adalah berdasarkan catatan seorang pedagang
Arab dalam sebuah naskah tua di Manila (abad 7/8 Masehi).
Islam mulai masuk ke
Aceh pada abad ke-7 dan pada abad ke-9 tersebar luas kesuluruh wilayah Aceh, hal ini
dapat dilihat dari mulai berdirinya kerajaan Islam di Aceh seperti di Perlak.
Ajaran Islam yang dibawa oleh pedagang Arab telah
membawa perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan bangsa Aceh kala itu.
Islam telah mengajarkan nilai-nilai yang baik kepada pemeluknya oleh karena itu
bangsa Aceh dengan mudah masuk Islam kala itu.
Pedagang Arab dapat dikatakan telah berhasil menyebarkan Ajaran
islam, perdagangan dan dakwah mereka telah membawa perubahan yang sangat besar
terhadap perubahan bangsa Aceh, berawal dari Aceh kemudian Islam tersebar luas
ke seluruh pelosok Nusantara, hal ini dapat kita lihat dari banyak nya penduduk
Muslim yang berada di Nusantara sampai sekarang dan bahkan penduduk Islam terbesar di dunia.
Pesat nya kemajuan Islam di Nusantara tidak terlepas dari
ajaran-ajarannya, Islam sebagai agama yang “rahmatan lil’alamin” sudah terbukti
sejak zaman Rasulullah SAW sampai
sekarang, Islam datang bukan dengan perpecahan tapi dengan kedamaian, Islam
datang bukan dengan pemaksaan tapi dengan kelembutan, Islam datang membawa
kebaikan bukan kehancuran, Islam tidak mengenal penjajahan dan tidak merebut
kekuasaan sebagaimana dipraktekkan oleh negara penjajah dikala itu.
Tapi apa yang terjadi pada Bangsa Aceh sekarang, kemaksiatan
ada dimana-mana, perjudian, pemerkosaan, pembunuhan, perzinaan, perampokan dan
perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam kerap terjadi di Aceh bahkan telah menjadi
pemberitaan sehari-sehari.
Kita bangsa Aceh tidak boleh melupakan bahwa Bangsa Aceh
pernah berjaya dan menjadi bangsa yang diperhitungkan di level Internasional.
No comments :
Post a Comment