sumber: wikipedia.org |
Sultan Sang Penakluk Konstatinopel adalah Sultan Mehmed II
atau yang lebih populer dengan nama Muhammad Al-fatih, Al-fatih yang berarti “Sang Penakluk” mempunyai kepakaran dibidang ketentaraan,
sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Beliau
merupakan Sultan yang ke-7 dari Kesultanan
Utsmaniyah.
Muhammad Al-Fatih lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne,Ibu
Kota pemerintahan Utsmaniyah. Ia
merupakan anak dari Sultan Murad II (1404-51) dan Valide Sultan huma Hatun.
Sultan Murad II. Beliau mendapatkan pendidikan yang sangat bagus dimasa nya,
Banyak guru yang mendidiknya, namun yang paling dekat dengannya adalah Syaikh
Aaq Syamsuddin.
Penguasaan konstatinopel memang telah dikabarkan oleh
Baginda Nabi Muhammad SAW pada masa
perang khandaq. Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin
al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu;
Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Pada saat MuhammadAl-fatih berusia 11 tahun, sebelum ditetapkan sebagai Sultan ia dikirim ke kota Amasya untuk belajar dan
mencari pengalaman sebagaimana kebisaan-kebiasaan dalam Kekhalifahan Utsmaniyah
kala itu sebelum menjadi Sultan, ketika ia genap berumur 12 tahun ia diangkat
menjadi Sultan untuk menggantikan ayahnya yang telah mengundurkan diri.
Kepakaran Muhammad
Al-fatih dibidang ketentaraan dan disiplin Ilmu lainnya memang telah menjadi
bekal ketika ia menjadi Sultan, penaklukan konstatinopel memang telah menjadi
agenda utama Muhammad Al-fatih semenjak ia diangkat menjadi Sultan, sebelum
beliau diangkat menjadi Sultan, beliau telah terlebih dahulu meninjau dan
mengkaji usaha-usaha yang pernah dilakukan oleh para pemimpin Islam sebelumnya
termasuk usaha ayahnya Sultan Murad II dan Sultan sebelumnya untuk menaklukan kota Byzantium atau
Konstatinopel. Karna telah banyak usaha dan upaya yang dilakukan oleh pemimpin
Islam sebelumnya dari masa ke masa untuk menaklukan kota termasyur di dunia
tersebut, namun selalu berujung gagal. Adapun usaha yang pernah dilancarkan
untuk menakluk kota Konstatinopel diantara nya adalah pada zaman sebagai
berikut:
§ zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu
‘Anhu, ini merupakan usaha pertama yang dilancarkan pada tahun 44 H. Akan tetapi, usaha itu gagal.
§ zaman Khilafah Umayyah. di zaman pemerintahan
Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan.
§ zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H.
Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan Kostantinopel diteruskan oleh
kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk.
Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar
Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian
besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.
Usaha demi usaha
terus dilakukan oleh pemimpin Islam untuk menaklukkan kota Konstantinopel kala
itu, namun titik terangnya bermula awal kurun ke-8 Hijriyah. Daulah Utsmaniyah bekerja
sama dengan Seljuk. Hal tersebut membuat harapan baru terhadap barisan umat
Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibuat di zaman Sulthan
Yildirim Bayazid saat dia mengepung bandar itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang
ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium
menyerahkan Konstantinopel secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya
menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol
di bawah pimpinan Timur Lenk.
Usaha selanjutnya
diteruskan oleh Sultan Murad II, usaha yang dilancarkan oleh Sultan Murad II
hampir berhasil untuk menaklukkan Konstantinopel namun gagal seketika,karena
adanya pengkhianatan di pihak Sultan Murad II kala itu, hal tersebut disebabkan karena kaisar
Byzantium (konstantinopel) manabur fitnah yang membuat melemahnya barisan
pejuang kala itu.
Penaklukan
Konstatinopel berhasil dilakukan oleh Muhammad Al-fatih melalui proses dan
strategi yang sangat matang, perjuangan penaklukan Konstatinopel tidaklah mudah
seperti yang dibayangkan, akan tetapi butuh pengorbanan dan waktu yang tidak
sedikit untuk menguasai kota yang telah berdiri salama 11 abad itu, penyerangan
kota Konstatinopel berlangsung dari 06/04/1453 M, sampai pada akhirnya penaklukan konstatinopel berhasil dilakukan
pada tanggal, 29/05/1453 M.
Keberhasilan sang
Sultan tidak terlepas dari ketinggian pribadinya dan kesungguhan serta semangat juang para tentaranya, keberhasilan
sang Sultan dalam menakluk Konstatinopel telah membuat banyak kalangan kagum
pada nya, karna keberhasilan sang Sultan itu diluar dugaan dan sesuatu hal yang
mustahil dilakukan, bahkan banyak kalangan menilai strategi dan taktik yang
dibuat oleh Sultan melampaui masanya kala itu.
walaupun penaklukan
Konstatinopel suatu hal yang mustahil dilakukan, namun takdir dan fakta berkata
lain, akhir nya Konstatinopel berhasil ditakluk. Sultan Muhammad Al-fatih
mengganti nama ”Konstatinopel” menjadi ”
Islambol” yang mempunyai makna “Islam keseluruhan nya” kemudian Mustafa Kemal
Ataturk mengganti Islambol menjadi Istanbul.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Mehmed_II